Selasa, 25 Agustus 2020

2

 

Faktor Resiko dan Faktor Keberhasilan Usaha Bengkel Motor

Faktor Resiko dan Faktor Keberhasilan Usaha Bengkel Motor - Resiko usaha merupakan resiko atau tingkat kerugian yang mungkin terjadi pada saat melakukan kegiatan usaha. Tingkat risiko usaha secara keseluruhan akan mencerminkan fluktuasi pendapatan operasional yang berhubungan dengan lingkungan eksternalnya, misalnya : kondisi usaha yang kurang kondusif akan menimbulkan efek domino yang mempengaruhi skala ekonomis usaha, dan berujung pada tingkat laba operasional (ROR). Tingkat Risiko Usaha Bengkel Motor

Gambar .  Tingkat Risiko Usaha Bengkel Motor

(a = 5%, n = 45)

Tingkat risiko usaha pada kondisi usaha yang kurang kondusif (misalnya : krismon) menggambarkan bahwa bengkel motor di Jakarta memiliki rentang risiko tertinggi (16,11%), diikuti oleh Surabaya (8,32%) dan Bandung (6,67%), artinya : bengkel motor di Jakarta paling sensitif terhadap fluktuasi kondisi usaha daripada Surabaya atau Bandung.

Resiko Investasi Usaha Bengkel Motor

Sebagian besar (79%) responden melakukan reinvestasi sebagian labanya untuk tambahan arus kas periode berikutnya. Kebijakan reinvestasi ini juga disebabkan oleh kenaikan 5-10% harga suku cadang karena fluktuasi kurs rupiah terhadap valuta asing, dimana 61,7% responden menyatakan cukup berpengaruh.

Reinvestasi Laba
Gambar .  Reinvestasi Laba

Bengkel Motor (n=47 )

Menurut hasil sampling, terdapat 6,3% responden menyatakan tidak membutuhkan pembiayaan , sedangkan sisanya (93,7%) tetap membutuhkan investor yang terdistribusi menurut tujuan penggunaan dana, sebagai berikut : 

Tujuan Investasi USaha Bengkel Motor

 

Gambar . Tujuan Penggunaan Dana Investasi Usaha Bengkel Motor

Bengkel Motor (n=44 )

Bagan tujuan investasi menunjukkan bahwa industri jasa bengkel motor lebih membutuhkan tambahan modal kerja dari pada investasi (aktiva tetap), artinya usaha ini kontribusi penjualan suku cadang terhadap volume pendapatan lebih dominan daripada sektor bengkel motor. Faktor lain yang mendukung hal tersebut adalah : umur komponen fast moving motor lebih pendek dari pada motor.

Tingkat Risiko Investasi Bengkel Motor
Gambar .  Tingkat Risiko Investasi Bengkel Motor

Walaupun lebih dari separuh (56,5%) responden yang menyatakan bahwa sumber modal usaha ini berasal dari modal sendiri, hasil statistik (a=5%) menunjukkan bahwa minimal terdapat  9,15% berasal dari modal pihak lain (MPL), yang dapat berbentuk penitipan barang untuk dijual (sistem konsinyasi) atau bentuk lainnya semacam usaha sampingan yang tidak rutin.

Batas atas risiko pembiayaan pihak lain (dengan sistem kemitraan atau hubungan debitur-kreditur) terletak pada bengkel motor di Jakarta (52,97%), dikuti oleh Bandung (37,21%) dan Surabaya (27,25%). Rata-rata seluruh bengkel motor memiliki proporsi modal sendiri dan modal pihak lain 60:40. Kemandirian pembiayaan sektor usaha ini justru ada pada bengkel motor di Surabaya.

Urutan tingkat risiko pembiayaan bengkel motor dari yang paling riskan menurut daerah riset adalah : Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Faktor Keberhasilan Usaha Bengkel Motor

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil survey lapangan, menurut pendapat para pengusaha jasa bengkel motor, terdapat 17 faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan kelancaran pengusahaan jasa bengkel motor. Faktor-faktor keberhasilan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek manajemen sebagai berikut:

  1. Manajemen operasional yang terdiri dari:
    1. ketepatan mendeteksi kerusahan mesin,
    2. pemeliharaan dan perawatan bengkel,
    3. pengawasan yang baik dari pihak manajemen, dan
    4. kondisi bengkel yang baik.
  2. Manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari:
    1. kejujuran,
    2. kepercayaan,
    3. motivasi,
    4. disiplin dan kerja keras, dan
    5. keahlian.
  3. Manajemen pemasaran yang terdiri dari:
    • kemampuan menjaring konsumen atau promosi.
  4. Manajemen keuangan yang terdiri dari:
    • permodalan.
  5. Faktor lain-lain.
Pengelompokkan faktor-faktor keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor berdasarkan aspek-aspek manajemen
Gambar . Pengelompokkan faktor-faktor keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor berdasarkan aspek-aspek manajemen

Hasil survey lapangan tersebut menunjukkan bahwa komponen-komponen aspek manajemen pemasaran dan manajemen SDM merupakan faktor keberhasilan utama dalam pengusahaan jasa bengkel motor. Dengan demikian, kualitas jasa layanan yang diberikan kepada konsumen  harus mendapatkan perhatian khusus pada jasa bengkel motor.

Menurut opini pakar, hasil survey lapangan tersebut sesuai dengan pendapat Phillip Kotler dalam bukunya yang berjudul Marketing Management yang menyatakan bahwa “.... cara utama untuk membedakan perusahaan jasa adalah dengan memberikan kualitas yang lebih tinggi secara konsisten”.

Untuk menjaga konsistensi kualitas jasa layanan, beberapa hal yang harus mendapat perhatian adalah sebagai berikut:

  1. Kehandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa layanan yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
  2. Responsif, yaitu membantu pelanggan dengan cepat dan tepat. Hal tersebut memerlukan kerja keras dari seluruh pihak yang terlibat.
  3. Keyakinan, yaitu sikap saling percaya dalan menangani konsumen secara bijaksana sehingga timbul rasa kepercayaan dan keyakinan.
  4. Empati, yaitu kepedulian dan memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
  5. Wujud, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan dan SDM.

Mengacu pada pendapat Kotler, hampir seluruh komponen tersebut di atas merupakan faktor utama keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor. Hal tersebut dibuktikan berdasarkan hasil survey lapangan yang menyatakan bahwa manajemen pemasaran (30 persen responden) merupakan faktor keberhasilan yang paling berpengaruh terhadap pengusahaan jasa bengkel motor. Ketepatan mendeteksi kerusakan mesin serta kondisi bengkel yang digunakan sangat berpengaruh terhadap kehandalan pengusahaan jasa bengkel motor.

Aspek manajemen sumber daya manusia (30 persen responden) merupakan faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Selain aspek pemasaran, aspek manusia juga harus diperhatikan. Tingkat kejujuran merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada pengusahaan jasa bengkel motor.

Tingkat kejujuran montir akan berpengaruh secara langsung terhadap tingkat keberhasilan perusahaan karena montir merupakan ujung tombak dari perusahaan yang berhubungan secara langsung dengan motor/ peralatan konsumen. Tanpa adanya kejujuran montir kemungkinan besar akan mengganti suku cadang yang masih bagus dengan suku cadang kurang bagus.

Sikap saling percaya antara pengusaha jasa bengkel motor dengan montir juga merupakan hal yang cukup penting, karena apabila pengusaha jasa bengkel motor memberikan kepercayaan maka montir yang bersangkutan juga akan berusaha untuk tidak melanggar kepercayaan tersebut.

Begitu juga sebaliknya, apabila ada kesan pengusaha jasa bengkel motor tidak sepenuhnya memberikan kepercayaan maka montir yang bersangkutan juga akan menyalahgunakan kepercayaan tersebut. Adanya sikap saling pengertian antara pemilik perusahaan dan karyawan sangat penting, karena hal tersebut akan mempermudah pekerjaan serta meningkatkan kepercayaan dan keyakinan konsumen untuk menggunakan jasa layanan yang diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan.

Motivasi, kerja keras, dan disiplin merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor. Motivasi karyawan yang tinggi mampu mendorong karyawan yang bersangkutan untuk disiplin dan mau bekerja keras dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang ditugaskan oleh perusahaan. Faktor disiplin dan kerja keras tersebut akan berpengaruh secara langsung terhadap kecepatan dan kualitas pelayanan karyawan (terutama montir) terhadap kendaraan konsumen. Pemberian kompensasi berupa komisi dan bonus kepada karyawan dirasakan dapat mempengaruhi terciptanya motivasi dan loyalitas karyawan.

Aspek manajemen operasional (24 persen responden) merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Berdasarkan hasil survey lapangan, komponen aspek manajemen operasi yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengusahaan jasa bengkel motor adalah  sistem operasi jasa yang digunakan oleh bengkel tersebut.

Aspek manajemen keuangan (11 persen responden), khususnya permodalan, juga berpengaruh terhadap pengusahaan jasa bengkel motor. Beberapa perusahaan jasa bengkel motor yang tergolong besar memiliki kemampuan permodalan yang kuat untuk menjaga kelangsungan usaha jasa bengkel motor yang perlu permodalan yang relatif besar.

Berdasarkan hasil survey lapangan, faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan sektor jasa bengkel motor adalah kebijakan pemerintah (5 persen responden). Salah satu kebijakan pemerintah yang sangat berpengaruh sekali terhadap kelangsungan sektor jasa bengkel motor adalah kebijakan mengenai penentuan harga suku cadang.

Minggu, 23 Agustus 2020

XI INSTRUMEN DAN SINYAL

 

Sistem Instrumen dan Sinyal (Tanda)

Sistem instrumen dan sinyal atau tanda adalah sistem kelistrikan yang ada pada sebuah sepeda motor yang berfungsi sebagai sinyal tanda bagi pengendara maupun orang lain baik berupa sinyal lampu maupun berupa bunyi yang termasuk sistem kelistrikan sinyal antara lain;
  • Lampu Rem.
  • Lampu sein/tanda belok.
  • Oil pressure dan level light (lampu tanda tekanan dan level oil). 
  • Netral light (lampu netral untuk transmisi/perseneling).
  • Fuelmeter (pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki). 
Untuk sistem yang lebih komplit, misalnya pada sepeda motor dengan sistem bahan bakar tipe injeksi (EFI), kadang-kadang terdapat juga hazard lamp (lampu hazard/tanda bahaya), low fuel warnig (pemberi peringatan bahan bakar sudah hampir kosong), temperature warning (pemberi peringatan suhu), electronic fault warning (pemberi peringatan terjadinya kesalahan/masalah pada komponen elektronik), dan sebagainya.

Sistem Klakson (Horn)

Contoh penempatan sistem instrumen (lighting system), baik yang berfungsi sebagai instrumen maupun pemberi isyarat adalah seperti pada gambar di bawah ini:

kelistrikan sepeda motor
Penempatan sistem instrumen dan sinyal pada sepeda motor





Lampu Rem (Brake light)

Lampu Rem pada sepeda motor selalu ditempatkan pada bagian yang mudah terlihat oleh pengendara lain yang berada dibelakang kita. Fungsi lampu rem adalah memberi tanda pada pengendara lain yang berada dibelakang kita bahwa kita sedang mengurang kecepatan atau akan berhenti.

Lampu rem pada sepeda motor biasanya digabung dengan lampu belakang. Maksudnya dalam satu bola lampu terdapat dua filamen, yaitu untuk lampu belakang dan lampu rem (lihat gambar 2 di bawah ini). Lampu yang menyalanya lebih redup (diameter kawat filament-nya lebih kecil) untuk lampu belakang dan lampu yang menyalanya lebih terang (diameter kawat filament-nya lebih besar) untuk lampu rem.

kelistrikan sepeda motor
Posisi bola lampu belakang dan rem


Komponen Lampu Rem (Brake light)


Komponen-komponen untuk sistem lampu rem selain kabel-kabel dan konektor antara lain:
  • Saklar lampu rem depan (front brake light switch) Saklar lampu rem depan berfungsi untuk menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika tuas/handel rem ditarik (umumnya berada pada stang/kemudi sebelah kanan). Dengan menarik tuas rem tersebut, maka sistem rem bagian depan akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya. 
  • Saklar lampu rem belakang (rear brake light switch) Saklar lampu rem belakang berfungsi untuk menghubungkan arus dari baterai ke lampu rem jika pedal rem ditarik (umumnya berada pada dudukan kaki sebelah kanan). Dengan menginjak pedal rem tersebut, maka sistem rem bagian belakang akan bekerja, oleh karena itu lampu rem harus menyala untuk memberikan isyarat/tanda bagi pengendara lainnya. 
  • Lampu rem dan dudukannya; Lampu rem pada kendaraan berfungsi sebagai tanda sinyal bagi pengendara lain yang berada dibelakangnya bahwa kendaraan sedang memperlambat laju kendaran dan menghentikan laju kendaraan. Seperti terlihat pada gambar 2 di atas, bola lampu belakang digabung langsung dengan bola lampu rem. Pemasangan bola lampu belakang biasanya disebut dengan tipe bayonent yaitu menempatkan bola lampu pada dudukannya, dimana posisi pasak (pin) pada bola lampu harus masuk pada alur yang berada pada dudukannya. 
  • Sistem Lampu Tanda Belok (Turn Signals System) Semua sepeda motor yang dipasarkan dilengkapi dengan sistem lampu tanda belok. Pada beberapa model sepeda motor besar, dilengkapi saklar terpisah lampu hazard (tanda bahaya), yaitu dengan berkedipnya semua lampu sein kiri, kanan, depan dan belakang secara bersamaan. Fungsi lampu tanda belok adalah untuk memberikan isyarat pada kendaraan yang ada di depan, belakang ataupun di sisinya bahwa sepeda motor tersebut akan berbelok ke kiri atau kanan atau pindah jalur. 

Komponen Sistem Tanda Belok

Sistem tanda belok terdiri dari komponen utama, yaitu :
  • Dua pasang lampu depan dan belakang berfungsi untuk memberi tanda kendaraan akan berbelok, mendahului atau berhenti.
  • Sebuah flasher/turn signal relay untuk mengedikan lampu tanda belok, dan Three-way switch (saklar lampu tanda belok tiga arah) sebagai saklar untuk menentukan lampu tanda belok untuk kekanan maupun kekiri. 

Jenis Flasher

Flasher tanda belok merupakan suatu alat yang menyebabkan lampu tanda belok mengedip secara interval/jarak waktu tertentu yaitu antara antara 60 dan 120 kali setiap menitnya. Terdapat beberapa tipe flasher, diantaranya;

a) flasher dengan kapasitor, 
b) flasher dengan bimetal, dan 
c) flasher dengan transistor.


Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe kapasitor

Contoh rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor seperti terlihat di bawah ini:

kelistrikan sepeda motor

Rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor


Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor

Pada saat kunci kontak dihubungkan, namun saklar lampu sein masih dalam posisi off, arus mengalir ke L2 melalui plat kontak P kemudian mengisi kapasitor. Setelah saklar lampu sein diarahkan ke salah satu lampu, arus kemudian juga mengalir ke L1 terus ke lampu tanda belok sehingga lampu menyala. Saat ini L1 menjadi magnet.

kelistrikan sepeda motor

Cara kerja rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor (1) 


Sesaat setelah kumparan L1 menjadi magnet, plat kontak (contact point) P terbuka, sehingga arus yang mengalir ke lampu kecil karena melewati tahanan R. Plat kontak tetap dalam kondisiter buka selama kumparan L2 masih menjadi magnet yang diberikan oleh kapasitor sampai muatan dalam kapasitor habis .

kelistrikan sepeda motor

Cara kerja rangkaian sistem tanda belok dengan flasher tipe kapasitor (2) 


Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan hilang dan plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.

Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Bimetal

Sistem tanda belok tipe ini yaitu dengan mengandalkan kerja dari dua keping/bilah (strip) bimetal untuk mengontrol kedipannya. Bimetal terdiri dari dua logam yang berbeda (biasanya kuningan dan baja) yang digabung menjadi satu. Jika ada panas dari aliran listrik yang masuk ke bimetal, maka akan terjadi pengembangan/pemuaian dari logam yang berbeda tersebut dengan kecepatan yang berbeda pula. Hal ini akan menyebabkan bimetal cenderung menjadi bengkok ke salah satu sisi. Dalam flasher tipe bimetal terdapat dua keping bimetal yang dipasang berdekatan dan masing-masing mempunyai plat kontak pada salah satu ujungnya.

kelistrikan sepeda motor

Konstruksi bimetal


kelistrikan sepeda motor

Rangkaian sistem tanda belok dengan tipe bimetal


Setelah muatan kapasitor habis, kemagnetan pada kumparan hilang dan plat kontak akan menutup kembali. Arus yang besar mengalir kembali ke lampu sehingga lampu akan menyala dan juga terjadi pengisian ke dalam kapasitor. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.


Cara kerja sistem tanda belok dengan flasher tipe bimetal

Pada saat saklar lampu sein digerakan (ke kiri atau kanan), arus mengalir ke voltage coil (kumparan) yang akan membuat kumparan tersebut memanas dan bengkok. Setelah kebengkokan-nya sampai menghubungkan kedua plat kontak di bagian ujungnya, arus kemudian mengalir ke current coil (kumparan arus) terus ke lampu sein/tanda belok dan akhirnya ke massa (gambar 7). Saat ini lampu sein menyala dan current coil akan mulai bengkok menjauhi voltage coil.

Setelah kebengkokan current coil membuat plat kontak terpisah/terbuka, maka lampu sein mati. Selanjutnya current coil akan menjadi dingin setelah arus yang mengalir hilang dan akhirnya bimetal-nya akan lurus kembali posisinya sehingga plat kontak menempel kembali dengan plat kontak yang dari voltage coil. Arus akan mengalir kembali untuk menghidupkan lampu sein. Begitu seterusnya proses ini berulang sehingga lampu tanda belok berkedip.

Sistem Tanda Belok dengan Flasher Tipe Transistor

Sistem tanda belok dengan flasher menggunakan transistor merupakan tipe flasher yang pengontrolan kontaknya tidak secara mekanik lagi, tapi sudah secara elektronik. Sistem ini menggunakan multivibrator oscillator untuk menghasilkan pulsa (denyutan) ON-OFF yang kemudian akan diarahkan ke flasher (turn signal relay) melawati amplifier penguat listrik. Selanjutnya flasher akan hidup-matikan lampu tanda belok agar lampu tersebut berkedip.

kelistrikan sepeda motor

Rangkaian sistem tanda belok dengan tipe transistor



Klakson (Horn)

Klakson berfungsi untuk : memberi tanda/isyarat dengan bunyi. Sedangkan bunyi itu timbul karena adanya getaran. Agar klakson dapat didengar dengan baik dan sesuai dengan peraturan, maka klakson harus mempunyai frekuensi getaran antara 1800 – 3550 Hz.

Pada umumnya klakson dapat dibagi dalam beberapa macam antara lain :

Klakson listrik :
  • Arus bolak-balik (AC)
  • Arus searah (DC) 
Klakson udara :
  • Dengan kompresor listrik
  • Memakai katup elektro pneumatis (dengan kompresor rem angin) 

Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC)

kelistrikan sepeda motor

Konstruksi klakson listrik AC
Cara kerja

Pada magnet listrik akan terjadi pergantian kutub-kutub utara dan selatan sesuai dengan frekuensi listrik, akibatnya membran bergetar. Klakson ini dipakai pada kendaraan-kendaraan jenis kecil dengan pembangkit listrik memakai dinamo AC, tanpa.Kerugian klakson ini frekuensi klakson turun bila putaran motor turun, karena frekuensi listrik tergantung dari putaran mesin
Klakson listrik dengan arus bolak-balik (AC )

Klakson jenis ini ada dua macam :
Model piringan

kelistrikan sepeda motor


Model siput (spiral) 

Memakai corong resonansi agar suara lebih harmonis

kelistrikan sepeda motor

Adapun konstruksi dari klakson DC seperti pada gambar di bawah ini

kelistrikan sepeda motor
Klakson DC




Cara Kerja Klakson Listrik

Saat saklar klakson ditekan, arus dari baterai mengalir melalui saklar klakson, terus ke kumparan, menuju platina dan selanjutnya ke massa. Inti besi kumparan menjadi magnet dan menarik armature. Kemudian armature membukakan platina sehingga arus ke massa terputus.

Dengan terputusnya arus tersebut, kemagnetan pada Inti besi kumparan hilang, sehingga armature kembali ke posisi semula.karena adanya plat pegas. Hal ini menyebabkan platina menutup kembali untuk menghubungkaan arus ke massa. Proses ini berlangsung cepat, dan diafragma membuat armature bergetar lebih cepat lagi, sehingga menghasilkan sebuah getaran yang ditangkap oleh telinga manusia sebagai suara atau bunyi.

kelistrikan sepeda motorkelistrikan sepeda motor

Konstruksi klakson listrik jenis iringan
Cara Kerja

Bila kontak pemutus menutup, magnet listrik menarik jangkar dan membran, gerakan jangkar akan membuka kembali kontak-kontak pemutus, kemagnetan hilang, jangkar kembali pada posisi semula akibat dorongan pegas plat.Kondensator gunanya menghilangkan percikan api pada kontak pemutus. Baut penyetel berfungsi untuk menyetel kerenggangan kontak pemutus dengan jangkar.

Sistem Instrumentasi dan Tanda Peringatan (Instrumentation and Warning System)


Yang dimaksud dengan instrumentasi adalah perlengkapan sepeda motor berupa alat ukur yang memberikan informasi kepada pengendara tentang keadaan sepeda motor tersebut. Sistem instrumentasi pada sepeda motor tidak sama jumlahnya, mulai dari sepeda motor dengan instrumentasi sederhana sampai sepeda motor yang dilengkapi dengan instrumen yang banyak. Sistem instrumentasi yang lengkap antara lain terdiri dari; a) speedometer (pengukur kecepatan kendaraan), b) tachometer (pengukur putaran mesin), c) ampermeter (pengukur arus listrik), d) voltmeter (pengukur tegangan listrik), e) clock (jam), f) fuel and temperature gauges (pengukur suhu dan bahan bakar), g) oil pressure gauge (pengkur tekanan oli) dan sebagainya.

Sama halnya dengan sistem instrumentasi, sistem tanda peringatan (warning system) pada sepeda motor juga tidak sama jumlahnya. Kebanyakan model sepeda motor generasi sekarang, lampu-lampu tanda peringatan disusun dan dipasangkan pada suatu tampilan (display) lengkap yang akan menampilkan status/keadaan dan kondisi umum dari mesin. Pada beberapa model, instrumentasi di dihubungkan dengan central control unit (unit pengontrol) yang akan memonitor seluruh aspek dari mesin dan fungsi sistem kelistrikan saat mesin dijalankan. Informasinya diperoleh dari berbagai swicth (saklar) dan sensor. Jika dalam sistem muncul kesalahan (terdapat masalah) akan ditampilkan dalam bentuk warning light (lampu tanda peringatan) atau dalam panel LCD (liquid crystal display) bagi beberapa model sepeda motor.

kelistrikan sepeda motor
Contoh tampilan (display) instrument tanda pada sepedamotor


Speedometer

Speedometer adalah alat untuk memberikan informasi kepada pengendara tentang kecepatan kendaraan (sepeda motor). Speedometer pada sepeda motor ada yang digerakkan secara mekanik, yaitu kawat baja (kabel speedometer) dan secara elektronik. Speedometer yang digerakkan oleh kabel biasanya dihubungkan ke gigi penggerak pada roda depan, tetapi ada juga yang dihubungkan ke output shaft (poros output) transmisi/persneling untuk mendapatkan putarannya.

Lampu indikator gigi persneling

Pada tampilan pada panel instrument sepeda motor juga dilengkapi dengan lampu indikator gigi persneling dari gigi nol (netral) sampai gigi tertinggi. Namun yang perlu dicermati adalah neutral switch (saklar netral) yaitu saklar yang menunjukkan gigi transmisi posisi sedang netral hal ini penting dimunculkan karena terkait dengan keamanan pengendara ketika akan memulai (starter) menghidupkan mesin kendaraan. Sehingga kendaran tidak meloncat saat mesin akan dihidupkan (baik menggunakan motor listrik maupun menggunakan engkol kaki (kick starter)

Umumnya posisi neutral switch berada di rumah transmisi dan dihubungkan dengan (poros mekanisme pemindah gigi yang disebut sift drum. Pada saat gigi transmisi netral, kontak pada saklar akan terhubung dengan massa, sehingga mengakibatkan lampu netral menyala. Pada sepeda motor yang dilengkapi sistem pengaman, neutral switch juga digunakan untuk mencegah sistem starter tidak bisa dihidupkan jika posisi transmisi sedang masuk gigi

kelistrikan sepeda motor
Rangkaian neutral, clutch, dan sidestand switch




Berdasarkan gambar 12 di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa rangkaian starter relay pada system starter baru bisa dihubungkan ke massa jika clutch switch dan kickdown switch posisi menutup atau neutral switch saja yang menutup. Clucth switch menutup jika kopling sedang ditarik, sidestand switch menutup jika posisi sidestand sedang dinaikkan (tidak sedang dipakai untuk menyandarkan sepdea motor). Sedangkan neutral swicth menutup kalau posisi gigi transmisi sedang netral (transmisi tidak masuk gigi).


Brake light switch (saklar lampu rem)

Fungsi brake light switch adalah untuk menghidupkan lampu rem ketika rem depan atau rem belakang sedang digunakan. Saklar rem depan biasanya tipe pressure switch (saklar tekanan) yang digerakkan oleh sistem hidrolik rem depan. Sedangkan saklar rem belakang biasanya tipe plunger yang digerakkan melalui pegas pedal rem belakang, dan dapat distel sesuai ketinggian pedal dan jarak bebas rem

 Saklar rem belakang (A = saklar rem belakang tipe plunger, B = pegas, dan C = pedal rem): 
kelistrikan sepeda motor

kelistrikan sepeda motor
 Rangkaian sistem lampu rem



Berdasarkan gambar di atas, jika pedal rem ditarik/ditekan, maka saklar rem akan menutup yang akan menghubungkan arus dari baterai ke massa melalui lampu rem. Akibanya lampu rem akan menyala.

Meter Bahan Bakar (Fuel Level Meter)

Komponen Meter Bahan Bakar (Fuel level meter)

Salah satu kelengkapan sistem instrumentasi pada sepeda motor adalah pengukur kapasitas bahan bakar dalam tangki, dimana sistem ini terdiri dari beberapa komponen antara lain :
  • Variable resitor, yaitu tahanan yang mempunyai nilai berubah-ubah yang berfungsi sebagai perubah arus listrik, yang mengalir pada unit fuel meter. (diletakkan pada kemudi).
  • Pelampung, yaitu komponen yang berfungsi merubah nilai tahanan berdasarkan ketinggian permukaan bahan bakar pada tangki bahan bakar. (diletakkan di dalam tangki bahan bakar). 
Prinsip Kerja Pada Saat Bensin Penuh

Pada saat bensin penuh tangkai pelambung akan berada pada posisi nilai tahanan listrik yang kecil pada variabel resitor, sehingga arus listrik yang mengalir pada kumparan 1 lebih besar daripada kumparan 2, yang akan menghasilkan garis gaya medan magnet (flux magnetik), yang akan menghasilkan kutub magnit yang sejenis dengan kutub magnit pada lempengan magnit jarum penunjuk, sehingga magnit tersebut akan saling tolak menolak sehingga jarum berputar kearah “FULL”/penuh, sesuai dengan perputaran dari lempengan magnit.


kelistrikan sepeda motor
Saat bahan bakar dalam kondisi penuh





Prinsip Kerja Pada Saat Bensin Kosong :

Tangkai pelampung berada pada nilai tahanan listrik yang besar, sehingga arus listrik pada kumparan 1 berkurang, yang menjadikan kumparan 2 arus listriknya bertambah, dan akan menghasilkan garis gaya medan magnit yang sejenis dengan kutub magnit jarum, sehingga magnit akan saling tolak menolak, dan lempengan magnit akan berputar ke arah kiri (berlawanan arah jarum jam) sampai jarum tepat berada pada posisi “Empty” (kosong)

Bila kunci kontak dimatikan, maka tidak terjadi Flux magnetik pada kedua kumparan, sehingga magnit kembali bergerak berputar pada posisi semula, hal ini disebabkan oleh adanya kemagnitan pada lempengan yang memungkinkan lempengan selalu berada pada posisi tertentu, (kutub magnit selalu menunjuk ke arah utara/seperti halnya kompas).

kelistrikan sepeda motor
 Saat bahan bakar dalam kondisi kosong

Ok sekian dulu, silahkan berdiskusi di kolom komentar

XII Emeriksaan Dan Perbaikan Sistem Rem Dan Roda

emeriksaan Dan Perbaikan Sistem Rem Dan Roda

Jadwal Perawatan Berkala Sistem Rem dan Roda

Jadwal perawatan berkala sistem rem dan roda sepeda motor yang dibahas berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya sepeda motor dioperasikan dalam keadaan biasa (normal). Pemeriksaan dan perawatan berkala sebaiknya rentang operasinya diperpendek sampai 50% jika sepeda motor dioperasikan pada kondisi jalan yang berdebu dan pemakaian berat (diforsir).

Tabel di bawah ini menunjukkan jadwal perawatan berkala sistem rem dan roda yang sebaiknya dilaksanakan demi kelancaran dan pemakaian yang hemat atas sepeda motor yang bersangkutan. Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh atau waktu, tinggalTabel 1. Jadwal perawatan berkala (teratur) sistem rem dan roda
NoBagian Yang DiservisTindakan Setiap Capaian Jarak Tempuh
1Sepatu rem atau padPeriksa, bersihkan, dan stel bila perlu setiap 5.000 km
2Jarak main bebas remPeriksa dan stel setelah 500 km, 1.500 km, 3.000 km dan selanjutnya setiap 2.000 km
3Selang rem (khusus rem hidrolis)Periksa setiap 5.000 km dan ganti setiap 4 tahun sekali
4Minyak rem (khusus rem hidrolis)Periksa setiap 5.000 km dan ganti setiap 2 tahun sekali
5Ban dan rodaPeriksa setelah 1.000 km dan selanjutnya setiap 3.000 km

Sumber-Sumber Kerusakan Sistem Rem dan Roda

Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem rem dan roda yang umum terjadi pada sepeda motor, untuk diketahui kemungkinan penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya (solusinya).

Tabel 2. Sumber-sumber kerusakan sistem rem dan roda

PermasalahanKemungkinan PenyebabSolusi (Jalan Keluar)
Daya rem kurang
  1. Minyak rem bocor pada sistem hidrolik
  2. Kanvas rem hangus
  3. Piringan rusak
  4. Terdapat angin pada sistem hidrolik
  5. Kanvas aus
  6. Permukaan kanvas terdapat oli
  7. Permukaan drum rusak/aus
  8. Jarak main tuas rem terlalu banyak
  1. Perbaiki atau ganti
  2. Ganti
  3. Ganti
  4. Buang angin
  5. Ganti
  6. Ganti
  7. Ganti
  8. Setel
Rem berbunyi
  1. Permukaan kanvas rem berkarbon
  2. Pad set habis
  3. Bearing roda rusak
  4. As roda belakang atau depan kendor
  5. Pad set hangus
  6. Terdapat benda asing pada minyak rem
  7. Lubang master cylinder tersumbat
  8. Permukaan kanvas rem licin
  9. Kanvas rem aus
  1. Perbaiki permukaan kanvas dengan amplas
  2. Ganti
  3. Ganti
  4. Kencangkan sesuai petunjuk
  5. Ganti
  6. Ganti  minyak rem
  7. Bongkar dan bersihkan master cylinder
  8. Bersdihkan dengan amplas
  9. Ganti
Gerak tuas rem kurang baik
  1. Ada udara pada sistem hidrolik
  2. Minyak rem kurang
  3. Kualitas minyak rem kurang baik
  4. As tuas rem aus
  5. Drum dan kanvas rem aus
  1. Buang angin
  2. Isi minyak rem sampai batas, buang udara
  3. Ganti dengan minyak rem yang  tepat
  4. Ganti
  5. Ganti
Minyak rem bocor
  1. Sambungan kurang kencang
  2. Selang retak
  3. Piston atau cup aus
  1. Kencangkan sesuai petunjuk
  2. Ganti
  3. Ganti piston dan / atau cup
Pemeriksaan Dan Perbaikan Sistem Rem Dan Roda,rem dan roda motor,sistem rem dan roda sepeda motor,pemeriksaan sistem rem dan roda sepeda motor,perbaikan sistem rem dan roda sepeda motor,service sistem rem dan roda sepeda motor,cara memperbaiki rem motor,cara merawat rem cakram motor,cara perawatan roda motor,perbaikan rem sepeda motor,cara memperbaiki rem sepeda motor

Gambar 1. Sistem Rem Dan Roda

Pemeriksaan Dan Perbaikan Sistem Rem Dan Roda

1. Sistem Pengereman

Jarak Main Bebas Handel Rem

Ukur jarak main bebas handel rem depan pada ujung handel. Jarak main bebas: 10–20 mm. Jika diperlukan penyetelan ulang, putar mur penyetelan rem depan sampai diperoleh jarak main bebas yang tepat

Catatan:

Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak main bebas.

Jarak Main Bebas Pedal Rem

Ukur jarak main bebas pedal rem belakang pada ujung pedal rem. Jarak main bebas: 20-30 mm.Jika perlu disetel ulang, putar mur penyetel rem belakang sampai diperoleh jarak main bebas yang ditentukan.

Catatan:

Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak main bebas.

Mengeluarkan Udara dari Saluran Minyak Rem

Udara yang terkurung pada saluran minyak rem dapat menjadi penghalang yang menyerap sebagaian besar tekanan yang berasal dari master cylinder, berarti mengganggu kemampuan pengereman dari disc brake. Keberadaan udara ditandai dengan ”kekosongan” pada saat menarik tuas rem dan juga lemahnya daya pengereman.Mengingat bahaya yang mungkin terjadi terhadap mesin dan pengemudi akibat udara yang terkurung tersebut, sangat diperlukan mengeluarkan udara saluran minyak rem setelah pemasangan kembali sistem pengereman dengan cara sebagai berikut:

  1. Isi tabung reservoir master cylinder hingga mencapai tepi batas lubang pemeriksaan. Ganti tutup reservoir agar tidak kemasukan kotoran.
  2. Pasang selang pada katup pembuangan caliper, dan masukan ujung yang satunya pada tempat penampungan.
  3. Tarik dan lepas tuas rem beberapa kali dengan cepat dan kemudian tarik tuas rem tersebut dan jangan dilepas.
    Longgarakan klep pembuangan udara dengan memutarnya seperempat putaran agar minyak rem mengalir ketempat penampungan, hal ini akan menghilangkan ketegangan dari tuas rem sehingga dapat menyentuh handel gas. Kemudian tutup klep pembungan udara, pompa dan mainkan tuas, dan buka klep pembuangan udara. Ulangi proses ini beberapa kali sampai kemudian minyak rem mengalir dengan gelembung-gelembung udara ke tempat penampungannya.
  4. Tutup katup pembuangan dan lepaskan sambungan selang. Isi tabung reservoir di atas garis lower limit.

Catatan:

Isi terus minyak rem pada tabung reservoir begitu diperlukan sementera pembuanngan udara dari sistem pengereman dilakukan. Jaga agar minyak rem tetap ada pada reservoir.
Hati-hati dengan minyak rem, cairan ini bereaksi kimia terhadap bahan-bahan cat, plastik dan karet.

2. Pemeriksaan Jarak Main Bebas Rantai Roda

  1. Putar kunci kontak ke posisi off dan masukan gigi transmisi ke dalam neutral, letakkan sepeda motor di atas standar utamanya.
  2. Periksa  jarak main bebas rantai roda yaitu: 25-35 mm.
  3. Jangan memeriksa atau menyetel rantai roda sementara mesin dalam keadaan hidup.
  4. Jarak main bebas rantai roda yang berlebihan dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian rangka sepeda motor.

Penyetelan

  1. Longgarakan Mur poros roda belakang dan mur selongsong (sleeve nut)
  2. Setel tegangan rantai roda dengan memutar kedua mur penyetelan.
  3. Perhatikan bahwa posisi tanda penyesuaian pada penyetel rantai pada skala memberikan penunjukan yang sama untuk kedua sisi dari pada lengan ayun.
  4. Kencangkan mur selongsong roda belakang sesuai dengan torsi yang ditentukan yaitu: 4,5 kg-m.
  5. Kencangkan mur poros roda belakang sesuai dengan torsi yang ditentukan yaitu: 5,0 kg-m.
  6. Kencangkan kedua mur-mur penyetelan.
  7. Periksa kembali jarak main bebas rantai roda dan kebebasan perputaran roda.
  8. Periksa jarak main bebas pedal rem belakang dan setel kembali bila diperlukan.
  9. Lepaskan baut-baut pemasangan rumah rantai roda dan lepaskan rumah rantai roda.
  10. Lumasi rantai roda dengan minyak pelumas transmisi. Seka kelebihan minyak pelumas dari rantai roda

Pembersihan dan Pelumasan

  1. Jika rantai roda menjadi kotor sekali, rantai roda harus segera dibuka dan dibersihkan sebelum dilumasi.
  2. Buka penutup bak mesin kiri belakang
  3. Lepaskan klip pemasangan, mata penyambung rantai utama dan rantai roda
  4. Bersihkan rantai roda dengan minyak solar atau minyak pembersih lain yang tidak mudah terbakar dan keringkan.
    Pastikan bahwa rantai roda telah diseka dengan kering sebelum melumasinya dengan minyak pelumas
  5. Lumasi rantai roda dengan minyak pelumas transmisi (SAE 8090). Seka kelebihan minyak pelumas.
  6. Periksa rantai roda terhadap kerusakan atau keausan.
  7. Gantilah roda yang telah mengalami kerusakan pada penggelinding-penggelindingnya atau yang telah kendor sambungan-sambungannya.
  8. Ukur panjang rantai roda dengan cara memegangnya sehingga semua sambungan-sambungan lurus. Panjang rantai roda 41 pm 46 sambungan, standar 508, batas servis

Pemeriksaan Sproket

  1. Memasang rantai roda baru pada sproket yang aus akan mengakibatkan rantai roda yang baru tersebut akan mengalami keausan dengan cepat.
  2. Periksa rantai roda dan gigi-gigi sproket terhadap keausan atau kerusakan, gantilah bila perlu.
  3. Jangan memasang rantai roda baru pada sproket yang telah aus.
  4. Baik rantai roda maupun sproket harus dalam kondisi yang baik, jika tidak maka rantai roda yang baru akan cepat aus.
  5. Periksa baut dan mur pemasangan rantai roda dan sproket, kencangkan bila ada yang longgar.
  6. Pasang  rantai roda pada sproket.
  7. Pasang mata rantai penyambung utama dan lempeng mata rantai.
  8. Bagian belakang klip pemasangan yang terbuka harus menunjuk ke arah berlawanan dari pada arah perputaran rantai.

Dengan selalu melakukan perawatan dan perbaikan sistem rem dan roda maka sepeda motor akan selalu terjaga performa tingkat keamanannya pada saat dipergunakan.